Friday, August 3, 2007

DAPATKAN KEMERDEKAAN YANG SESUNGGUHNYA

DAPATKAN KEMERDEKAAN YANG SESUNGGUHNYA

Apakah anda merasa nyaman hidup bersama dengan orang-orang di sekitar anda? Bila anda mengangguk untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya mengucapkan selamat kepada anda. Karena anda adalah orang yang berbahagia. Tetapi bila anda menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan tersebut, jangan bersedih hati. Anda tidak sendirian. Di dunia ini banyak sekali orang yang merasa tidak nyaman hidup bersama lingkungannya. Merasa sendiri dan kesepian meski berada diantara puluhan bahkan ratusan orang lain disekelilingnya. Merasa tak dihargai meskipun telah melakukan banyak hal yang menurutnya layak untuk dihargai. Merasa tidak berarti meski sudah mengikuti kemauan orang-orang disekitarnya. Merasa tertekan karena harus mengikuti kehendak orang lain.

Anda mungkin termasuk salah satu diantaranya. Sekali lagi anda tidak sendiri. Tetapi bukan berarti anda harus berada pada kondisi seperti itu seumur hidup anda. Apa yang terjadi di luar sana bukan berarti harus terjadi pada diri anda, karena anda layak untuk menjadi bahagia. Anda pantas mengecap kebahagiaan, siapapun anda. Dan salah satu indikasi dari kebahagiaan adalah merasa nyaman di mana ia berada.

Permasalahan menjadi lebih sederhana. Bagimana caranya agar kita merasa nyaman di manapun kita berada? Saya yakin, pertanyaan itu sudah lama menghantui anda sejak anda masih sangat belia. Ketika anda sadar bahwa anda ingin diterima oleh lingkungan anda, maka sudah pasti anda akan melakukan berbagai cara untuk bisa diterima oleh lingkungan anda. Misalnya, bila anda sadar bahwa anda ingin di “terima” oleh orang tua anda, anda akan melakukan hal-hal yang membuat mereka senang. Bila anda sadar anda ingin di “terima” oleh pacar anda, maka anda akan melakukan apa saja yang membuat pacar anda lega. Bila anda ingin di “terima” oleh teman-teman anda, anda akan melakukan apa yang membuat mereka senang. Pada saat seperti itu anda dihadapkan pada dua pilihan, mengikuti apa yang mereka mau akan membuat mereka menerima anda dan anda akan merasa nyaman atau menolak mengikuti keinginan mereka dan anda akan ditolak dan tidak diterima oleh mereka yang berarti anda akan merasa sangat tidak nyaman. Ini pilihan yang sangat tidak menyenangkan untuk di dengar. Tetapi anda harus mengambil salah satu diantaranya atau ….. tidak mengambil kedua-duanya.

Konyol?! Tidak sama sekali. Selama ini, anda dan banyak orang-orang lain menganggap bahwa rasa nyaman dapat diperoleh dengan cara menjadi seorang pecundang. Mengikuti keinginan orang lain seringkali bertolak belakang dengan hati nurani. Bila orientasi utama kita ingin nyaman dan diterima oleh orang lain sehingga kita harus memenangkan keinginan orang lain dan mengalahkan hati nurani, rasanya sangat naïf. Coba kita renungkan baik-baik. Yang ingin anda jadikan nyaman adalah hati anda. Tetapi yang anda lakukan justru menyakiti hati anda dengan menolak keinginannya. Analoginya seperti ini: kita umpamakan hati anda adalah sahabat baik anda. Sahabat baik anda belum melihat indahnya Danau Batur yang ada di Pulau Bali. Anda sangat ingin menunjukkan kepada sahabat anda tentang indahnya Danau Batur. Maka anda merencanakan untuk mengajak sahabat anda mengunjungi Danau Batur dan menunjukkan kepadanya tentang keindahan Danau Batur. Pada saat yang sama ada orang lain yang ingin mengajak anda pergi ke Gunung Merapi yang terletak jauh dari Danau yang ingin anda tuju bersama sahabat anda. Anda dihadapkan pada dua pilihan bukan?. Mengikuti keinginan sahabat anda, berarti mengabaikan orang lain yang mengajak anda. Sementara mengikuti kemauan orang lain tersebut berarti mengabaikan sahabat anda. Pilihan mana yang anda pilih.

Lihat kembali tujuan anda semula. Anda ingin menunjukkan danau Batur kepada sahabat anda. Pergi bersama sahabat anda ke Bali dan mengunjungi Danau Batur adalah jawaban yang tepat bukan? Mengapa anda memilih pergi ke Gunung merapi bersama orang lain dengan harapan dapat menunjukkan indahnya Danau Batur kepada sahabat anda? Sesuatu yang tidak mungkin terjadi! Tetapi kita seringkali melakukannya dan kita berpikir hal itu bisa terjadi.

Apa sebetulnya yang membuat kita melakukan sesuatu? Imabalan. Kita tak mungkin mengelaknya. Apapun yang kita lakukan, ujungnya adalah kita mengharapkan imbalan. Saat kita menentukan pilihan apa yang harus kita lakukan, pada saat itu otak kiri kita mulai bekerja. Kita berhitung secara matematis untuk menentukan imbalan mana yang lebih banyak. Yah, imbalan mana yang lebih banyak. Tepatnya, siapa diantara keduanya yang memberikan imbalan lebih banyak. Kita memikirkan kuantitas dan mengabaikan kualitas. Kita mengukur banyaknya imbalan dan melupakan mutunya.

Apa hubungan antara judul tulisan ini dengan topik yang sedang kita bicarakan? Tulisan ini diberi judul “Dapatkan kemerdekaan yang sesungguhnya” Ini adalah sebuah pesan. Tentu saja pesan ini dimaksudkan agar anda mendapatkan kenyamanan seperti yang selama ini anda inginkan. Menurut saya, rasa nyaman itu akan anda dapatkan bila anda adalah orang merdeka. Merdeka yang sesungguhnya!!


No comments:

Post a Comment