Wednesday, March 12, 2008

DARI BUKU GANTI HATI

Buku ini ditulis oleh bos Jawa Pos Grup yang terkenal dengan kaca mata dan senyumnya yang khas. Di dalamnya penulis menceritakan pengalaman pribadinya ketika melakukan transplantasi liver di Tiongkok. Secara keseluruhan buku terdiri dari 32 seri, foto-foto, tanggapan lewat email dan tanggapan lewat sms.

Penulis dengan gayanya yang ringan menuangkan apa yang dirasakan melalui semua indranya dengan baik. Penulis menuliskan apa yang ia lihat, apa yang ia raba, apa yang ia cium, apa yang ia dengar dan apa yang ia rasakan secara detail tetapi tidak membosankan. Penulis juga pandai memvisualisasikan apa yang ia pikirkan dengan gayanya yang humoris. Hal-hal yang bersifat medis juga dikemukakan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami orang awam.

Sebagai pengalaman pribadi, buku ini tidak hanya menawarkan pengetahuan berharga tentang sebuah penyakit yang sangat membahayakan dan tidak ada obatnya. Tetapi buku ini juga menyeret pembaca untuk mengenal lebih dekat siapa penulis sebenarnya. Pandangannya tentang permasalahan-permasalahan pelik, panggilan jiwanya untuk melihat dan merasakan keprihatinannya terhadap nasip bangsanya, semangatnya yang besar untuk berbuat dan mengembangkan kemampuan diri, kecerdasannya, keyakinan dan kehidupan spiritual penulis.

Di beberapa bagian penulis juga menuliskan pengalaman-pengalaman masa lalunya. Meski tidak runtut, karena tampaknya penulis memang tidak bertujuan menulis sebuah otobiografi, tetapi buku ini berhasil menggali masa lalu penulis sehingga pembaca mendapat gambaran tentang “sesuatu” yang melatarbelakangi kehidupan penulis. Bahkan, di bagian-bagian tertentu penulis menghanyutkan perasaan pembaca untuk menyimak masa lalunya yang penuh makna. Penulis juga tidak satu dua kali mengaitkan masa lalu penulis dengan keputusan yang diambilnya di kehidupannya hari ini.

Meski bukan termasuk buku filsafat dan agama, tetapi kandungan isi buku ini dapat menggambarkan kehidupan spiritual penulis. Bagaimana penulis membangun keyakinan dan bersikap terhadap keyakinannya. Bagimana penulis menanggapi keyakinan yang berbeda. Bagaimana penulis membebaskan diri untuk menerima sesuatu yang berbeda dari apa yang diyakininya. Penulis memaknai demokratis sesuai dengan pemahamannya.

Buku ini terasa lengkap. Bagi peminat dunia jurnalistik, penulis menularkan ilmunya tentang bagaimana menulis yang baik. Seperti yang ditulis pada halaman ….. buku ini, bahwa kesan lincah dapat diperoleh dari kalimat-kalimat pendek. Meski agak menyalahi aturan penulisan, penulis mempunyai argumen yang kontroversial. (koran kan bukan buku tata bahasa?!). Selain itu penulis juga menyarankan agar tulisan dilengkapi dengan deskripsi yang baik. Penulis membuktikannya dalam tulisannya sendiri. Menyimak tulisan Dahlan Iskan, pembaca akan segera menyadari bahwa penulis sangat memperhatikan deskripsi. Penulis bahkan mendeskripsikan secara detail apa yang dideteksi alat indranya. Penulis mengkritisi jurnalis yang sering mengabaikan hal-hal kecil yang sebetulnya sangat penting.

Bagi dunia kesehatan buku ini sangat bermanfaat. Buku ini berusaha mengkomunikasikan pentingnya peduli kesehatan bagi orang-orang awam. Secara gamblang, bagi khalayak, buku ini menjelaskan penyebab penyakit kanker hati, gejala-gejala, pengaruhnya terhadap penyakit lain dan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya. Penulis memberikan penjelasan sekaligus penyadaran kepada pembaca untuk peduli akan kesehatan diri.

Bagi pemalas, buku ini menularkan semangat berbuat. Di setiap paparan tulisannya Dahlan Iskan menuturkan aktivitasnya yang luar biasa. Detik demi detik waktunya adalah aktifitas bermakna. Kesan pembaca dari buku ini adalah Dahlan Iskan seorang pekerja keras. Tak terlewat sedetikpun waktunya untuk berleha-leha. Itulah kunci keberhasilannya. Bagi penulis, menjalani kehidupan adalah berbuat dan berbuat. Banyak hal bisa diselesaikan dengan berbuat. Penulis menyindir orang-orang yang suka mengeluh dengan kalimatnya yang sangat pedas: mengeluh tanda tak cerdas.

Penulis buku ini seorang pemikir. Hal ini dituliskannya dalam kalimatnya, Allah menganugerahkan sesuatu yang sangat berharga bagi manusia yaitu : Otak!! Otak yang digunakan untuk berpikir dan berpikir. Pemikiran Penulis mengawali keputusan-keputusan cerdasnya. Ketika penulis memutuskan untuk transplantasi Liver, penulis tidak begitu saja menyerahkan kepada ahlinya. Ia menyadari keputusannya sangat beresiko. Itu sebabnya ia melakukan riset khusus dengan dibantu tim untuk menyelidiki, mengumpulkan informasi, membahas tuntas kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan keputusan yang diambilnya. Penulis bahkan menguji terlebih dahulu dokter yang akan menanganinya. Penulis menggunakan anugerah terbesar yang diberikan Tuhannya untuk mengambil setiap keputusan.

Berpikir dan berbuat adalah sikap hidup yang pantas diteladani pembaca buku ini.

No comments:

Post a Comment