Anak-anak dan Bisnisnya

Keinginan berbisnis mungkin bukan hanya milik orang dewasa tetapi juga anak-anak. Dulu ketika masih duduk dibangku sekolah dasar, aku pernah membayangkan betapa enaknya kalau aku bisa membuat uang sendiri. Aku pasti bisa membeli apa saja yang aku inginkan. Mungkin itu karena keinginanku terlalu banyak. Ingin punya ini ingin punya itu yang seringkali tidak mendapat respon positif dari orang tua. Alasannya klise banget, tidak ada uang. Kalaupun ada harus digunakan untuk kebutuhan lain. Menjengkelkan.

Maka imaginasipun berkepanjangan. Yang pasti selalu berkutat dengan pertanyaa, bagaimana ya caranya agar aku bisa memiliki uang yang banyak. Membuat sendiri, nggak mungkin. Yang paling mungkin adalah bekerja. Pekerjaan apa yang dapat menghasilkan uang bagi anak-anak. Secara diam diam aku memperhatikan apa yang ada di sekelilingku. Memperhatikan apa yang dilakukan orang-orang dewasa untuk menghasilkan uang.

Ide itupun muncul. Berjualan. Aku mengumpulkan uang saku untuk dibelikan satu kantong permen kemudian dijual secara eceran. Ada selisih antara harga beli dengan harga jual. Itulah  untung. Hanya sedikit, tetapi puas. Aku bisa mencari uang.

Imaginasi masa kecilku ternyata terulang pada anakku. Suatu hari, dengan wajah ketakutan, gadisku yang saat itu masih duduk di kelas dua  MTs (sederajat SMP) mendatangiku, tampak ingin mengatakan sesuatu. Setelah kutunggu beberapa lama, ia memulainya dengan mengatakan, jangan marah ya bu. Kupikir ia ingin mengatakan apa. Ternyata ia ingin mengatakan kalau selama ini ia berjualan kue di sekolah. Bantuin temannya yang menjual kue buatan ibunya.

Kembali, kenangan masa kecilku berkelebat begitu saja.  Aku jadi  geli.Ternyata dunia anak-anak dimana dan kapan saja sama. Pengen bisa cari duit sendiri. Memiliki  apa saja yang diinginkan. Ingin bisa melampaui masa-masanya. Ingin melampui kemampuannya. Ingin mendapatkan apa yang saja yang ingin dimilikinya. Ah... anak-anak juga bisa memiliki bisnisnya sendiri.