“Apa yang akan anda lakukan bila anda bekerja di suatu tempat dimana pimpinan bersikap acuh terhadap tugas-tugas yang harus diselesaikan, managemen buruk dan karyawan yang tidak akur?”
Pertanyaan itu saya terima melalui pesan singkat di ponsel saya suatu sore. Membaca sepintas pertanyaan itu saya tersenyum kecil. Bukan apa-apa. Pertanyaan itu mengingatkan saya pada situasi kerja saya selama ini. Saya jadi merenung. Flash back. Mengingat kembali masa lalu yang penuh dengan dinamika.
Saya pikir, kita memang seringkali mendapatkan situasi yang sangat bertentangan dengan apa yang kita inginkan. Pas kita ingin begini, lingkungan kita menghendaki begitu. Pas kita ingin begitu, lingkungan kita menghendaki kita begini. Yang seperti itu hampir setiap saat kita temui. Di rumah, di tempat kerja, di masyarakat, di atas kendaraan umum dan yah pokoknya dimana saja.
Menghindari kondisi tidak menyenangkan seperti itu saya rasa sangat tidak mungkin. Kapan dan dimanapun kita berada kita akan selalu berhadapan dengan ”sesuatu” yang bikin kita keki. So..... akan sangat buang-buang energi kalau kita ngotot ingin membuat suasana berubah mengikuti kita atau sesuai dengan keinginan kita.
Kita semua tentu ingat bahwa kita hidup di dunia ini nggak sendirian. Kita hidup bersama dengan makhluk Allah yang lain. Diantara makhluk Allah yang sejenis dengan kita adalah ya sesama manusia. Keberadaan mereka sama pentingnya dengan keberadaan kita. Apa yang kita rasakan juga pasti dirasakan oleh mereka. Kita suka merasa kecewa, mereka juga merasakannya. Kita ingin bahagia, orang lain juga menginginkannya. Tapi celakanya, penyebab bahagia dan kecewa itu bagi setiap orang nggak sama.
Sebutlah petani. Ia akan bahagia manakala Allah menurunkan hujan untuk menumbuhkan tanaman yang ia tanam. Tetapi tidak demikian dengan petani tambak garam. Kebahagiaan mereka adalah ketika musim kemarau dimana mereka bisa memproduksi garam sebanyak yang mereka inginkan. Bukankah ini menjadi suatu yang sangat bertentangan?
Karenanya, cobalah berempati. Sekali waktu kita bayangkan diri kita adalah seorang petani. Pada saat yang sama kita bayangkan diri kita sebagai seorang petani tambak garam. Bagaimana perasaan anda? Saya yakin, perasaan anda akan lebih lega sekarang.
Kita hidup bersama dengan orang-orang di sekitar kita. Kita harus ingat bahwa setiap orang ingin bahagia, ingin diakui keberadaannya, ingin mendapatkan kasih sayang, ingin dihargai dan ingin-ingin yang lainnya. Ingat!! Bukan hanya kita yang menginginkannya tetapi setiap orang. Sekali lagi setiap orang.
Ketika kita merasa bahwa kitalah yang berhak mendapatkan kebahagiaan sementara orang lain tidak, kita akan berhadapan dengan banyak orang yang bertentangan dengan kita. Kenapa? Karena mereka menganggap bahwa kita adalah musuh mereka. Mereka menganggap bahwa kita akan merampas keinginan mereka. Mereka menganggap bahwa kita perlu diwaspadai. Kalau saja terjadi demikian, anda bukannya mendapatkan kebahagiaan yang anda inginkan tetapi justru anda akan kehilangan kebahagiaan itu selamanya.
Anda menganggap bahwa pimpinan anda kurang respect dengan tugas-tugas mendasar. Ok. Mungkin anggapan anda benar. Pimpinan memang tidak respect dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan. Tapi cobalah untuk berpikir positif tentang pimpinan anda. Anggap saja sebetulnya pimpinan anda sangat antusias, tetapi karena keterbatasan cara berpikir, karena keterbatasan informasi, keterbatasan mengakses teknologi, karena usia yang sudah udzur dan lain sebagainya sehingga pimpinan anda terlihat skeptis dalam menghadapi masalah. Anda perlu menaruh rasa kasihan kepada pimpinan anda. Pimpinan anda sangat membutuhkan anda. Mengapa anda tidak segera mengembangkan kreatifitas anda untuk mendapatkan ide-ide cemerlang yang bisa menolong pimpinan anda?.
Managemen di kantor anda buruk?. Bukan buruk yang sesungguhnya, tetapi tidak sesuai dengan apa yang anda harapkan. Sekali lagi lihatlah sarana pendukung managemen. Tidak ada yang baku di dunia ini. Baik di suatu tempat bisa jadi buruk ditempat yang lain. Obat bagi suatu penyakit bisa jadi menjadi racun bagi penyakit yang lain. Bila anda menginginkan kondisi ideal, anda akan stress. Karena kondisi ideal itu tidak akan pernah anda dapatkan. Anda bisa menciptakan kondisi ideal melalui pikiran anda. Anda pikir baik, semuanya akan benar-benar menjadi baik. Sebaliknya anda pikir buruk, semuanya akan benar-benar menjadi buruk. Bekerjalah di wilayah anda dan jangan pernah memaksa orang lain bekerja sebagaimana anda bekerja. Bila anda layak diikuti, maka mereka akan datang dengan sendirinya dan mengikuti apa yang anda lakukan. Jangan pernah menganggap apa yang dilakukan orang lain salah, karena bila anda berpikir demikian maka orang lain juga berpikir bahwa apa yang anda lakukan juga salah menurut pendapat mereka. Ciptakanlah sistim dimana anda dapat bekerja maksimal sesuai dengan hati nurani anda. Ikuti prosedur. Hadapi setiap masalah dengan lapang dada.
Ada sedikit cerita. Dari sebuah kisah motivasi yang pernah saya baca, ada seorang anak kecil mengikuti pertandingan balap motor yang bisa dikendalikan dengan remote control. Motornya sangat sederhana tetapi selalu berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Ketika babak final akan dimulai, si anak ini menyempatkan diri berdoa. Mulutnya komat-kamit beberapa lama sebelum akhirnya dia melarikan motornya dalam pertandingan final itu. Final berakhir dengan baik. Motor si anak ini ternyata menjadi pemenang. Ketika akan mendapatkan piala salah seorang juri bertanya, apa yang kamu mohon kepada TuhanMu sehingga kamu berhasil menjadi pemenang? Kamu pasti minta agar Tuhanmu memenangkan motormu dan mengalahkan motor-motor lawanmu. Anak itu menggeleng. Katanya: terlalu sadis meminta Tuhan melakukan hal semacam itu. Saya hanya meminta kepada Tuhansaya agar saya tidak menangis bila ternyata saya kalah.
Nah, anak kecil dalam cerita itu saja sadar bahwa kita nggak bisa memaksa keadaan sebagaimana yang kita inginkan. Kita hanya perlu menerimanya saja. Tetapi. menerima bukan berarti mengikuti keinginan mereka. Bagaimanapun kita punya keyakinan. Kita punya hati nurani dan sikap. Kita punya landasan yang kita yakini dalam menjalani hidup ini. Kalau keyakinan itu berbeda, yah .... terima saja perbedaan itu apa adanya.
Karyawan di kantor anda tidak akur. Mereka tidak akur atau anda yang tidak bisa diakurin? Terlalu sadis mungkin pertanyaan ini. Tidak usah marah. Saya hanya ingin mengatakan bahwa, sekali lagi, kembangkan sikap positif anda. Anda bisa memperbaiki situasi itu dengan diri anda sendiri. Bila anda cukup care terhadap teman-teman anda, mungkin memang benar mereka tidak saling akur, tetapi mereka akan tetap akur dengan anda. Keluarlah dari situasi itu. Lihatlah permasalahan dari sudut pandang yang lain. Anda akan melihat bahwa masalah yang anda hadapi ternyata sangat sederhana dan tidak serumit yang anda duga.
Seperti biasa, sebetulnya anda tidak membutuhkan apa saya sampaikan. Anda hanya ingin saya mendengarkan apa yang anda katakan, karena anda yakin andalah yang paling bisa menyelesaikan masalah anda. Jangan kawatir, anggap saja saya sedang berusaha meyakinkan diri sendiri tentang apa yang sudah saya yakini kebenarannya.
No comments:
Post a Comment