Wednesday, September 15, 2010

SUKSES ADALAH BUAH DARI PROSES

Kalimat diatas adalah kalimat indah yang menjadi motto dari sebuah LBB yang pernah penulis baca. Menurut penulis, kalimat tersebut tidak hanya indah tetapi mengandung makna yang dalam untuk diresapi. Sukses serima dengan kata proses. Enak didengar. Tetapi sebetulnya, sukses dan proses memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Erat sekali. Bahkan, bisa dikatakan sukses dan proses ibarat dua sisi mata uang. Tidak bisa dipisahkan satu dari yang lainnya.
Sementara orang berpendapat bahwa untuk mendapatkan sukses dibutuhkan modal. Tetapi modal saja tidak cukup. Ada proses yang menyertai modal untuk sampai pada kesuksesan. Dengan kata lain, untuk mencapai puncak kesuksesan orang tidak bisa  mencapainya secara instan melainkan harus melalui proses. Dalam proses ada dimensi waktu. Orang bisa mengendalikan waktu untuk mengambil keuntungan lebih besar, tetapi orang tak bisa mengendalikannya untuk mencapai kesuksesan.
Banyak kasus membuktikan bahwa untuk mencapai kesuksesan orang harus berdarah-darah mencapainya. Harus gulung tikar, harus bangkrut, harus jatuh bangun lebih dulu sebelum akhirnya mencapai kesuksesan. Itulah proses.
Simaklah kisah sukses dari seorang tokoh. Susi pudjiastuti misalnya. Kesuksesannya tidak ia peroleh satu atau dua hari, melainkan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ia menekuni dari hal-hal yang kecil dan modal yang sedikit. Mengapa kemudian modalnya menjadi milyaran dan usahanya merangkak. Karena ia melalui proses untuk sukses. 
Juga simaklah kisah Dahlan Iskan, bos Jawa Pos, dari catatannya saat menjalani pencangkokan hati. Catatan itu dibukukan dan diberi judul ”Ganti Hati”. (Buku ini laris manis seperti kacang goreng). Awalnya ia hanyalah seorang karyawan. Proses yang ia jalani menempatkannya menjadi bos media massa terkenal di Indonesia.
Sekali lagi, proses. Ada pembelajaran ketika proses berlangsung. Seorang petani menjadi ahli dalam hal menanam padi karena ia seringkali menanam padi. Saat pertama kali menanam padi mungkin hasilnya kurang memuaskan. Panennya gagal. Tetapi ia mengulangi dan mempelajari penyebab kegagalannya. Ia tak ubahnya seperti seorang murid yang sedang bereksperimen di laboratorium.  Melakukan praktikum dan mengalami kegagalan. Sang murid akan mencatat hal-hal yang ia temui yang diperkirakan menyebabkan kegagalan. Iapun berusaha memperbaiki dan melakukannya kembali. Bila ia mengalalmi kegagalan maka ia mempelajarinya kembali dan mengulanginya lagi.
Orang berpikir untuk mencapai keuntungan yang besar dibutuhkan modal yang juga besar. Secara matematis hal ini memang tidak salah. Petani yang menanam padi seluas 10 hektar bila panennya berhasil ia akan memperoleh keuntungan yang sangat besar. Tetapi sebaliknya bila panennya gagal, ia juga akan menanggung kerugian yang juga sangat besar.
Bagaimana caranya agar petani berhasil menanam dan panennya berhasil? Ia membutuhkan ilmu bagaimana caranya menanam. Ilmu itu tidak bisa dipelajari dalam waktu satu atau dua hari melainkan bertahun-tahun. Mengapa? Karena belajar tidak hanya menghafal melain mengalami. Nah di sinilah peran proses. Proses memaksa orang untuk belajar sedikit demi sedikit, setahap demi setahap sampai akhirnya menjadi mahir.
Proses menguji apakah seseorang pantas mencapai sukses atau tidak. Proses yang panjang identik dengan waktu yang lama. Tidak semua orang mampu bertahan menjalani kesulitan dalam waktu yang relatif lama. Ada kemungkinan cara kita mempersingkat waktu dalam menjalani kesulitan ini. Pertama, mengerahkan segala kemampuan untuk belajar hingga ditemukan cara mengatasinya. Kedua, menyerah dan berpindah haluan. I am Quit, kata mr Joy Lobo dalam film 3 idiot. Bila kemungkinan pertama yang kita ambil, maka bersiap-siaplah meraih mimpi alias sukses. Tetapi bila kemungkinan kedua yang kita ambil maka jarak antara kita dan sukses akan semakin panjang.
Maka sebesar apapun modal yang kita miliki, kita tak bisa menentang fakta bahwa untuk mencapai sukses diperlukan proses.


No comments:

Post a Comment